Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Postingan sebelumnya, sudah saya share ke teman-teman semua materi mengenai Adab Menuntut Ilmu dari Institut Ibu Profesional. Nah, setelah materi, kita (para siswa IIP) diminta untuk mengerjakan NHW yang berkaitan dengan materi tersebut dalam bentuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. Agar semakin paham dan materi yang didapat bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan kita.
Ini nih Nice Homework nya.
Pertanyaan 1 : Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di Universitas Kehidupan!
Untuk menjawab pertanyaan pertama ini saja saya butuh waktu beberapa hari untuk memantapkan pilihan saya. Benar-benar pilihan yang sulit. Karena apapun jawaban dari pertanyaan ini akan mempengaruhi langkahku di Universitas Kehidupan ini. Kalau pertanyaan ini diberikan saat saya belum menikah, mungkin saya akan menjawab jurusan ilmu psikologi khususnya dibidang parenting. Karena sejak saya lulus kuliah di Fakultas Psikologi, saya sangat tertarik dengan ilmu parenting.
Tetapi, setelah saya menikah, saya belajar banyak hal baru. Melalui setiap permasalahan yang saya hadapi dalam rumah tangga. Dan semakin menyadari bahwa saya butuh banyak ilmu untuk bisa melalui setiap permasalahan yang saya hadapi. Seperti ilmu manajemen emosi, ilmu ikhlas, ilmu sabar, ilmu syukur, ilmu komunikasi, ilmu pendidikan karakter, ilmu istri sholihah, ilmu rumah tangga bahagia, ilmu parenting juga, serta ilmu berbisnis dan ilmu public speaking. Dan ternyata, ilmu-ilmu yang saya ingin pelajari semua itu saya temukan ada dalam satu jurusan. Yaitu jurusan ilmu agama. Akhirnya setelah melalui pemikiran yang cukup panjang, serta mendiskusikan hal ini dengan suami, saya semakin yakin bahwa saya sangat membutuhkan jurusan ilmu ini.
Pertanyaan 2 : Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Alhamdulillah, saya sudah menikah dan membangun rumah tangga bersama suami kurang lebih 4 tahun. Dan selama itu, tidak dipungkiri, seperti layaknya setiap rumah tangga lainnya yang pasti mengalami pasang surut kehidupan. Begitu pula dengan rumah tangga saya. Kadang ada badai besar, terkadang kita (saya dan suami) harus melewati ombak yang tinggi, tapi kita juga alhamdulillah sering merasakan air laut yang tenang dengan hembusan angin yang semilir.
Selama 4 tahun kita membangun rumah tangga, kita banyak belajar hal baru. Saat di awal pernikahan masalah datang, kita semacam jetlag dalam menghadapinya. Sempat terbawa arus emosi dan ego masing-masing. Karena kita belum menemukan irama dalam rumah tangga kita. Sampai akhirnya, masalah-masalah tersebut sering atau bahkan hampir selalu terselesaikan saat kita kembali pada prinsip keyakinan kita terhadap agama. Dan kita selalu menemukan jawaban disitu. Kita selalu menemukan jalan keluar dari situ. Sehingga akhirnya kita yakin bahwa ilmu agama sangat penting untuk kita pelajari dan pahami. Serta segala ilmu yang kita cari dan butuhkan, selalu ada dalam ilmu agama tersebut. Kehidupan ini berisi tentang berbagai macam hal (kompleks), maka perlu ilmu yang kompleks pula untuk melaluinya, dan itu adalah ilmu agama. Karena ilmu agama itu paket lengkap. Bahkan paket spesial pakai telor. Karena tidak hanya mendapatkan ilmunya, tapi juga bisa mendapatkan reward (pahala) dari setiap ilmu yang telah diamalkan.
Pertanyaan 3 : Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?
Saya sadar, untuk mempelajari ilmu agama yang kompleks ini, pasti membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Ilmu ini tidak akan selesai walaupun dipelajari disepanjang usia saya. Dan ilmu ini tidak akan bisa optimal bila hanya dipelajari pada saat-saat tertentu saja.
Oleh karenanya, perlu strategi dalam mempelajari ilmu ini, yakni :
- Belajar dari setiap pengalaman hidup yang dilalui. Saya percaya, sekecil apapun kejadian yang dialami, pasti ada pelajaran baru didalamnya.
- Belajar darimana saja dan dari siapa saja. Semua adalah guru. Tidak menutup kemungkinan orang yang lebih muda bahkan anak kecil sekalipun. Karena di Universitas Kehidupan ini, saya percaya bahwa semua adalah guru. Dan semua adalah murid bagi satu sama lain.
- Mengikuti pelatihan, seminar, workshop, kajian dan komunitas positif. Seperti kajian ilmu agama, komunitas Institut Ibu Profesional, dan sebagainya. Sehingga saya juga mendapatkan hal yang positif dari kegiatan-kegiatan yang positif tersebut.
- Memperbanyak membaca buku. Termasuk ebook.
- Berpartner. Untuk saya pribadi, memiliki partner dalam menuntut ilmu sangatlah penting. Karena untuk saling memberikan semangat dikala yang lain sedang “down”. Serta untuk saling mengingatkan dan memberi masukan satu sama lain. Dalam hal ini saya berpartner dengan suami saya.
Pertanyaan 4 : Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Dalam menuntut ilmu, banyak sikap yang harus saya perbaiki yang masih menjadi “peer” saya, yaitu :
- Terkadang masih menjadi “silent reader”. Sebenarnya, saya adalah orang yang aktif. Yang justru malah tidak bisa berdiam diri dalam waktu yang lama. Tetapi, seringkali saat masuk ke suatu lingkungan baru, saya butuh waktu agak lama untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tersebut. Sehingga menjadikan saya “silent reader” diawal proses menuntut ilmu itu. Seperti halnya saat saya bergabung di Institut Ibu Profesional ini. Semoga seiring berjalannya waktu, saya dapat segera bisa lebih berbaur sehingga proses belajar pun bisa lebih optimal. Mengingat banyak ilmu baru yang bisa saya dapatkan dan pasti saya butuhkan di Institut Ibu Profesional ini.
- Sikap “ealah..”. Sebenarnya sikap ini sangat saya benci. Tapi ti)dak bisa saya bohongi terkadang sikap ini pun hinggap di dalam diri saya. Dan saya sangat ingin menghilangkannya. Sikap meremehkan ilmu yang baru didapat. Merasa ilmu baru itu sudah saya ketahui sebelumnya (ilmu lama) dan akhirnya cenderung meremehkan ilmu tersebut. Saya ingin mengubah sikap ini dengan mensugesti diri saya bahwa “ilmu lama” yang kembali saya dapatkan itu sebagai pengingat untuk diri saya (reminder). Karena sejatinya ilmu harus selalu diingat dan diulang agar semakin melekat dan menjadi karakter diri.
- Mood swing. Ini termasuk peer besar saya. Susah konsisten atau istiqomah karena perubahan suasana hati yang sering naik turun. Yang akhirnya berdampak tidak selesainya apa yang sudah saya mulai. Atau berhenti ditengah jalan. Sehingga yang seharusnya saya bisa mendapatkan banyak hal positif menjadi kurang optimal. Disinilah peran besar seorang partner (suami). Semoga di IIP ini saya bisa menyelesaikannya dengan optimal.
- Sikap malas. Kemalasan dan kebosanan memang musuh terbesar saya dalam menuntut ilmu. Saya termasuk orang yang sangat menyukai hal baru. Apapun itu. Tapi saya pun sangat mudah bosan terhadap sesuatu. Apapun itu. Apalagi bila hal tersebut kurang sesuai dengan apa yang menjadi keinginan saya. Sehingga saya harus selalu mencari inovasi dalam hal tersebut agar semangat tumbuh kembali dan kemalasan pun lenyap. Bisa dengan cara mengganti suasana belajar, mengganti waktu belajar, atau lainnya. Ada do’a yang sering saya panjatkan untuk menghilangkan kemalasan ini.
Terima kasih teman-teman yang sudah bersedia menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Semoga ada hal positif yang bisa diambil dari tulisan ini ya. Happy Reading ;).
.
.
.
Ibu Profesional,
@qeenurulmakkiyah (find me 😉)
.
.
.
.
.
Sumber bacaan :
_Materi Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 6, 2018_
_www.fiqihislam.com_