3M untuk Si “Adek Bayi” : Makanan Otak (2)

Bismillahirrohmannirrohim. Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…

Shobahul Khoir, Ya Ummi ? Hhehee.. 😀 Buat para bunda, itu artinya “Gimana kabarnya, bunda-bunda sekalian?” Dan bunda juga bisa jawab, “Alhamdulillah, bi khoir.” Yang artinya, Alhamdulillah, saya baik. Sekilas aja deh ya belajar Bahasa Arabnya buat hari ini.. Hehehe.. 😀

Seperti yang temen-temen sudah baca dari artikel sebelumnya tentang 3M pertama untuk Si “ Adek Bayi”, yaitu (Makanan Fisik), sekarang saya akan melanjutkan pembahasan tentang 3M selanjutnya, yaitu Makanan Otak untuk si Adek Bayi (2).  Makanan otak dalam hal ini adalah makanan yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan si “adek bayi” yang ternyata memang sudah mulai bisa diberikan sejak si “adek bayi” masih dalam kandungan. Nahh pembahasan makanan otak ini kita awali dengan sebuah firman Allah yang bunyinya

“Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Agar kamu bersyukur.” (Q.S. An Nahl : 78)

Dari ayat tersebut, udah dijelasin kalo` adek bayi itu sudah diberi pendengaran, penglihatan, dan hati. Bahkan sejak dalam kandungan seperti yang dituliskan di sebuah hadits yang pernah saya tuliskan di artikel saya Taken Kontrak dengan Allah. So, sangat memungkinkan sekali si “adek bayi” dalam kandungan untuk diberikan sebuah stimulus atau rangsangan untuk melatih dan mulai mengembangkan kemampuannya. Nahh.. Bagaimana kira-kira caranya? Langsung aja kita bahas.

MEMPERKENALKAN DIRI PADA SI “ADEK BAYI”

Pertama yang bisa ibu dan ayah berikan adalah memberikan stimulus suara orangtua dengan memperkenalkan diri masing-masing. Seperti, “Nak, ini suara Bunda.. setelah ini akan ada suara Ayah”. Kemudian sang ayah memperkenalkan diri.  “Nak, ini suara Ayah. Sehat terus ya di dalam perut Bunda, Ayah sudah tidak sabar menggendongmu.” Kalo` si “adek bayi” sudah memiliki kakak, maka kakak pun bisa memperkenalkan diri padanya. “Adek, ini Kakak.. Nanti kalo` sudah lahir, kita main bareng ya…”. Untuk Bunda, lakukan sambil mengelus si “adek bayi” melalui perut. Sedangkan Ayah dan Kakak, bisa dengan cara mendekatkan kepala pada perut bunda dan tempelkan pipi pada perut. Jika terasa ada gerakan atau “tendangan” itu menunjukkan adanya respons dari si “adek bayi”.

Seperti itulah cara “adek bayi” bereksplorasi dan belajar sesuatu tentang dunianya. Hal-hal tersebut dilakukan untuk memberikan kedekatan (attachment) pada si “adek bayi” sejak dini. Sehingga si “adek bayi” pun merasa tenang, nyaman, dan mulai merasa familiar dengan suara-suara tersebut yang nantinya akan sering ia dengarkan.

LAPORAN KEPADA SI “ADEK BAYI”

Setelah memperkenalkan, setiap bunda melakukan aktivitas yang sedikit ekstrim sehingga si “adek bayi” dalam perutpun terasa, sebelum dan sesudahnya, biasakan laporan kepada si “adek bayi”. Seperti apabila bunda akan mandi air yang begitu dingin atau begitu panas. Bisa berkomunikasi pada si “adek bayi” seperti, “Adek, bunda mau mandi ya.. ini airnya agak dingin, jadi Adek jangan kaget ya…” Atau pada saat bunda akan naik atau turun tangga, atau akan melakukan perjalanan yang cukup jauh yang mengharuskan bunda untuk berada di posisi yang tetap selama berjam-berjam (duduk), atau pada saat bunda dan ayah akan membawa si “adek bayi” ke tempat yang cukup ramai atau berisik seperti pasar, Mall, atau naik angkot yang terdengar banyak suara kendaraan, dan sebagainya. Dengan laporan pada setiap kegiatan-kegiatan tersebut, si “adek bayi” akan bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan bunda. Sehingga ia tidak kaget, tidak rewel yang mengakibatkan bunda mual-mual atau sebagainya, dan si “adek bayi” pun tetap merasa nyaman dengan kondisi-kondisi seperti itu.

OLAHRAGA SI “ADEK BAYI”

Naahh, untuk makanan otak selanjutnya adalah melatih motorik atau gerak si “adek bayi” dalam kandungan. Dengan cara merangsang si “adek bayi” untuk bergerak di dalam perut. Bisa dengan cara membelai, memukul dengan perlahan, dan sebagainya pada perut bunda sampai ada respon gerakan atau bahkan tendangan dari si “adek bayi” dalam kandungan.

Selain itu, olahraga si “adek bayi” juga bisa dilakukan dengan cara bundanya yang olahraga. Seperti berenang. Banyak hal positif yang bisa didapatkan kalo` berenang disaat hamil. Selain menjaga kebugaran tubuh bunda, juga memperkenalkan kepada si “adek bayi” dalam kandungan tentang aktivitas berenang. Itu sedikit banyak akan berdampak saat si “adek bayi” sudah terlahir. Sehingga ia tidak akan sulit untuk diajak belajar berenang. Kan Rasulullah SAW sendiri bilang di dalam sebuah hadits :

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (Shahih Bukhari – Muslim).

MEMPERDENGARKAN MUSIK

Menurut hasil penelitian psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat, ada kaitan erat antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi. Juga keterampilan di bidang sains, ketika kelak anak sudah bersekolah. Musik juga mampu meningkatkan inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebanyak 46 persen dibanding anak-anak yang tidak terekspos musik.

Menurut pakar Neuroscience, Dr Dee Joy Coulter, yang juga penulis buku Early Childhood Connection: The Journal of Music and Moment-Based Learning, permainan yang melibatkan musik akan cepat meningkatkan keterampilan berbahasa anak sekaligus cepat menambah kosakatanya. Penulis buku Learning Before Birth: Every Child Deserves Giftedness, Dr Brent Logan, juga menyatakan, bayi (bahkan janin) yang mendengarkan musik, perkembangan detak jantung dan fisiknya menjadi lebih baik. Irama musik terbukti mampu menstimulus bayi untuk senang bergerak. Respons ini tentunya membantu perkembangan fisik bayi, dalam hal kekuatan, koordinasi dan kontrol motoriknya. Selain itu, bayi atau janin yang terekspos musik akan memiliki pencernaan lebih baik karena rasa rileks yang diterimanya. Dampaknya, efisiensi metabolismenya meningkat dan akhirnya pertambahan berat badannya lebih baik. Ada dua cara untuk mendengarkan musik klasik untuk si “adek bayi” dalam kandungan :

Pertama : Dengarkan musik klasik seperti Ibu mendengarkan musik, yaitu di telinga Ibu. Luangkan waktu sekitar 30 puluh menit sehari dan pilih waktu yang tidak terganggu pada aktivitas, misalnya sore atau malam hari.

Kedua : Tempelkan ke perut, putar musik klasik untuk bayi dengan volume yang sedang. Ketika Ibu sudah bisa merasakan rileks, berarti efek musik ini bekerja untuk ibu dan si “adek bayi” dalam kandungan. Jangan samapai tertidur ketika mendengarkan musik klasik ini, karena di perlukan emosi ketika mendengarkan agar ada koneksi yang kuat antara Ibu dan si “adek bayi” dalam kandungan.

STORY TELLING

Makanan otak yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah membacakan sebuah cerita atau kisah. Tak perlu panjang-panjang, cukup 10 menit. Si “adek bayi” mendapatkan sensasi untuk merasakan pengalaman berlatih berkata-kata yang nantinya akan membantu si “adek bayi” dalam berkomunikasi pada saat sudah terlahir. Ayah juga bisa ikut membacakan cerita agar si “adek bayi” dapat selalu mendengar suara  ayahnya. Karena hubungan antara ayah dan si “adek bayi” berkaitan dengan kemampuan sosial si anak di kemudian hari. Ada sebuah kisah nyata yang membuktikan pula bahwa dengan seringnya mendengarkan cerita, anaknya yang terkena Retardasi Mental (Cacat Mental) akhirnya memiliki IQ (Kecerdasan Otak) yang hampir sama dengan anak yang normal. Amazing! Itulah kekuatan story telling.

Okee… Itu beberapa makanan otak yang bisa diberikan bunda dan ayah pada si “adek bayi” dalam kandungan. Semoga bermanfaat buat temen-temen yang baca. Untuk 3M yang terakhir, yaitu Makanan Jiwa kita bahas minggu depan, yaa… see you all. Happy Reading and Let’s Learn Together.

Still and Always Learn, @Q_Qee

THIS TOO, WILL PASS

Bismillahirrohmannirrohim. Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…

Every week, I try to tell you a simple story in this “Story in English” in my blog, so we can take the deep meaning from simple story. Initially, I think write the simple story from life is very easy. But in fact, not as easy as I thought. Very difficult to see the simple things in life and then we take the meaning of that event. Because most of us underestimate just something simple such. See simple thing was indeed not simple. Do the simple thing it also is not easy. Simply doing it well is not easy too. As well as respond to everything with simple nor easy. Such as when we are in a state of abundance, we are very hard to stay alive with a simple life. So, How we can still alive with a simple? Maybe this story can answer that question.

This story begins with a king who asked the old gold handyman to write something on the ring. The king says, “Write a sentence that the conclusion of life lessons from all your experiences. So that it could be a life lesson as well for me.” After he make the ring, he confused to write the sentence in that ring. Finally after praying and fasting, he then handed the ring to the king. With a smile, the king read the writing in the ring, “THIS TOO, WILL PASS.”

Initially the king did not understand the meaning of the sentence. But, when he suffered a difficult problem, he read it and he was smiling and to be calm. “THIS TOO, WILL PASS.”

When he feel very happy, he was in good condition, rich, and abundant, he spotted the ring and he suddenly read it and he was being humble again. “THIS TOO, WILL PASS.”

If we can practice this story in our life, maybe we can alive with a simple in every condition in our life. When we suffered a difficult problem, we can still think clearly. And when we was in abundant life, we can still humble. Not in extravagant life.

Okay, Hope you can get the deep meaning for your life from my article today. And I`m very grateful to someone who wrote this story on the website that I read (www.jamilazzaini.com). And Last I say, “Happy Reading and Let’s Learn Together. Because Everyday is Learning Day.”

Still and Always Learn, @Q_Qee